Abu Thalib , paman Nabi melaksanakan hak anak saudaranya dengan sepenuhnya dan menganggap seperti anaknya sendiri. Bahkan Abu Thalib lebih mendahulukan kepentingan beliau daripada anak – anaknya sendiri, mengkhususkan perhatian dan penghormatan. Hingga berumur lebih dari empat puluh tahun Nabi Muhammad SAW mendapatkan kehormatan di sisi Abu Thalib, hidup di bawah penjagaan Abu Thalib, rela menjalin persahaatan dan bermusuhan dengan orang lain demi membela anak saudaranya.
maka Abu Thalib keluar bersama seorang anak kecil, yang seolah – olah wajahnya adalah matahari yang membawa mendung, yang menampakkan awan sedang berjalan pelan – pelan. Di sekitar Abu Thalib juga ada beberapa anak kecil lainnya. Dia memegang anak kecil itu dan menempelkan punggungnya ke dinding Ka’bah sambil jari jemarinya memegangi anak kecil itu. Langit tadinya bersih dari mendung, tiba – tiba saja mendung itu datang dari segala penjuru, lalu menurunkan hujan yang sangat deras hingga lembah – lembah tarairi dan ladang – ladang menjadi subur. Abu Thalib mengisyaratkan hal ini dalam syair yang dibacakannya,
putih berseri meminta hujan dengan wajahnya
penolong anak yatim dan pelindung wanita janda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar