Rabu, 14 Oktober 2020

Perjuangan Nabi Muhammad SAW Melakukan Perubahan di Madinah

 


Kepercayaan Masyarakat Madinah Sebelum Islam

Sebelum kedatangan agama Islam ke Yasrib masyarakat kota Yasrib telah memiliki agama dan kepercayaan. Agama yang dianut penduduk Yatrib adalah Yahudi, Nasrani, dan Pagan. Secara mayoritas penduduknya memeluk agama Yahudi. Agama Yahudi masuk ke Yasrib dibawa para imigran dari wilayah utara sekitar abad ke-1 dan ke-2. Mereka datang ke Yasrib untuk menyelamatkan diri dari penjajahan Romawi. Migrasi terbesar bangsa Yahudi terjadi pada tahun132-135. Karena pemerintah Romawi menindak keras bangsa Yahudi yang mencoba melakukan pemberontakan. Diantara suku-suku bangsa yang menganut agama Yahudi adalah Bani Qainuqa, Bani Nadhir, Bani Gathafan, Bani Quraidlah. Keempat suku ini tetap mempertahankan untuk memeluk agama Yahudi walaupun Islam telah tersebar di Madinah. Kebanyakan mereka bekerjasama dengan kafir Quraisy untuk mengusir dan membunuh Nabi Muhammad Saw.

Selain Yahudi, penduduk Yasrib ada yang memeluk agama Nasrani. Penganut agama Nasrani merupakan Kelompok minoritas yang berasal dari Bani Najran. Masyarakat Bani Najran mememeluk agama nasrani pada tahun 343 M. Ketika kelompok misionaris Kristen dikirim oleh kaisar Romawi ke wilayah tersebut mereka untuk menyebarkan agama Nasrani.

Penduduk kota Yasrib Selain memeluk agama Yahudi dan Nasrani, sebagian kecil ada yang mengikuti kenyakinan orang Quraisy dan Penduduk Makkah atau dikenal dengan paganisme yaitu kepercayaan kepada benda-benda, dan kekuatan-kekuatan alam, seperti matahari, bintang-bintang, bulan, dan sebagainya. Alasan mereka mengikuti kepercayaan orang Quraisy karena mereka memandang kaum Quraisy sebagai penjaga Rumah Allah, sebagai pemimpin-pemimpin Agama, serta sebagai panutan dalam beribadah. Praktik peribadatan mereka bertentangan dengan agama Yahudi dan Nasrani. Karena itu, sering terjadi perselisihan dan keributan antara mereka dengan pemeluk agama Yahudi

Kondisi Sosial Masyarakat Madinah Sebelum Islam

Kota Yasrib merupakan salah satu kota terbesar di provinsi Hijaz. Kota yasrib dikenal sebagai kota strategis, karena merupakan jalur perdagangan yang menghubungkan kota Yaman di selatan dan Syria di utara. Selain itu Yasrib merupakan daerah yang subur sebagaian besar kehidupan masyarakatnya hidup dari bercocok tanam selain beternak. Hal ini menjadikan Yasrib sebagai pusat pertanian.

Karena faktor itu, maka banyak penduduknya yang berasal bukan dari wilayah itu. Dalam catatan sejarah diketahui kelompok yang pertama mendiami Yasrib adalah suku Amaliqah. Tidak lama kemudian, beberapa golongan Yahudi berhasil menguasai mereka dan ahirnya menetap di Madinah. Mereka datang secara bergelombang di mulai pada abad ke-1 dan ke-2. Kedatangan mereka ke Yasrib untuk menghindari serangan Romawi, yang terus mengejar mereka, karena mereka dianggap sebagai pemberontak penguasa Romawi. Kemudian datang bangsa Arab ke Yasrib karena Negerinya dilanda bencana bencana alam, berupa hancurnya bendungan Ma’rib yang dibangun sejak masa Ratu Balqis ketika kerajaan Saba masih berjaya. Kedatangan mereka diperkirakan pada tahun 300 M.

Sebelum Islam datang. Kota Yasrib memiliki beberapa kemiripan dengan keadaan di Makkah. Suku-suku dan kelompok masyarakat yang tinggal di sana berperang satu sama lain.Yasrib memiliki dua kebudayaan yaitu kebudayaan Arab dan Yahudi. Kedua kebudayaan tersebut jelas memiliki tradisi yang berbeda. Sekalipun terdapat orang-orang Arab yang memeluk Yahudi dan terjadi hubungan perkawinan diantara mereka, tapi sikap dan pola hidup bangsa Yahudi dan Arab berbeda.

Di Yasrib terdapat beberapa suku atau kabilah. diantara kabilah-kabilah yang berada di Yasrib (Madinah) antara lain:

Kabilah Aus dan Kharzaj

“Aus” dan “Kharzaj” dua suku yang terkemuka di Arab Selatan. Suku ini mendiami Yasrib jauh sebelum Islam datang. Garis keturunan suku Aus dan Khazraj sampai ke kabilah besar Yaman yang bernama Bani ‘Azd. Keturunannya terpecah menjadi dua kelompok yang saling bermusuhan dan berperang. Perang saudara berlangsung lebih dari 120 tahun. Kedua kelompok memiliki daerah kekuasaan sendiri di kota Madinah.

Kabilah Aus menempati wilayah dataran tinggi di selatan dan timur wilayah yang mereka tempati subur dan terkenal dengan hasil pertanianya. Kabilah Khazraj tinggal menempati wilayah dataran rendah di tenggah utara Madinah. Di belakang mereka tidak ada apapun kecuali kesunyian Hirrah Wabrah. Kabilah Aus mendiami wilayah-wilayah pertanian yang kaya di Madinah. Mereka bertetangga dengan Kabilah-kabilah Yahudi. Sedangkan kabilah Khazraj mendiami wilayah-wilayah yang kurang subur, dan bertetangga dengan kabilah Yahudi yang besar yakni Qainuqa.

Dalam catatan sejarah pernah terjadi perang saudara yang sangat hebat antara kabilah Aus dan Kabilah Kharzaj pada tahun ke-10 dari kenabian Muhammad SAW. Banyak pemimpin dari kedua kabilah tersebut tewas di medan perang. Pada waktu itu, kabilah Khazraj memenangkan peperangan sengit itu karena memiliki pasukan lebih banyak dari Kabilah Aus dan mendapat bantuan senjata dari bangsa Yahudi Bani Nadhir dan Baini Qainuqa. Walaupu Kabilah Aus mendapat bantuan juga dari Yahudi Bani Quraizhah.

Karena mendapat kekalahan, Kabilah Aus mengirim dua utusan ke Makkah yaitu Iyas bin Mu’adz dan Anas bin Rafi. Adapun tujuannya untuk meminta bantuan kaum Quraisy. Ketika sampai di Makkah, keduanya bertemu denga nabi Muhammad Saw. Nabi bercakap-cakap dengan keduanya dan membacakan ayat-ayat Al Quran. Ketika itu Iyas bin Mua’az tertarik dengan ajakan Nabi untuk masuk Islam. Tapi dia diingatkan oleh Anas bin Rafi tentang tujuan datang ke Makkah. Mereka ketemu dengan pembesar Quraisy dan menyampaikan tujuannya. Tapi permintaannya ditolak oleh kaum Quraisy karena mereka sedang sibuk mencegah tersebarnya ajaran Nabi Muhammad. Akhirnya keduanya kembali ke Madinah dengan tangan hampa.

Ketika keduanya sampai di Madinah, terjadi perang saudara kembali. Kali ini Kabilah Aus memperoleh kemenangan. Menurut sejarah, peperangan tersebut merupakan peperangan terakhir antara kedua kabilah. Karena sudah banyak pemimpin dari kedua kabilah tersebut masuk Islam.

Kabilah Yahudi

Bangsa Yahudi dan Bangsa Arab merupakan bangsa pendatang di Yasrib. Bangsa yahudi datang ke Yasrib karena situasi politik akibat penjajahan Romawi. Mereka menghidari Bangsa Romawi yang ingin membunuh dan menghancurkan mereka. Karena bangsa Yahudi dianggap sebagai pemberontak. Mereka kebanyakan berasal dari wilayah utara, datang ke Yasrib diperkirakan pada abad ke-1 dan ke-2. Sedangkan bangsa Arab datang ke Madinah karena bencana alam akibat hancurnya bendungan Ma’arib yang dibangun pada masa kerajaan Saba’. Mereka datang ke Madinah diperkirakan terjadi pada tahun 300 M Bangsa Yahudi di madinah terdiri dari 3 kabilah besar yaitu, Qainuqa, Nadhir, dan Quraizhah. Jumlah laki-lakinya yang sudah baligh mencapai lebih dari dua ribu orang.laki-laki di kabilah Qainuqa’ yang biasa berperang mencapai tujuh ratus orang. Bani Nadhir mencapai tujuh ratusan orang yang terbiasa perang. Sedangkan laki-laki dari Bani Quraizhah antara tujuh ratus hingga sembilan ratus orang.

Bani Nadhir menetap di Aliyah, di lembah Bathan sejauh 2 atau 3 mil dari Madinah. Daerah tersebut banyak pohon kurma dan tanaman-tanaman lainnya. Bani Quraizhah mendiami wilayah Mazhur yang terletak beberapa mil di selatan Madinah. Sedangkan bani Qainuqa tinggal di dalam kota Madinah. Mereka pindah setelah diusir oleh Bani Nadhir dan Bani Quraizhah, dari tempat mereka yang berada diluar Madinah. Bangsa Yahudi memiliki midras, yaitu tempat mereka mempelajari agama Yahudi dan sejarah rosul-rosul mereka. Mereka melahirkan ahli ilmu, ahli agama dan ahli hukum.

Pada awalnya bangsa Yahudi dan Arab dapat hidup berdampingan saling menghormati. Pada perkembangan selanjutnya, bangsa Arab melebihi jumlah penduduk bangsa Yahudi yang sudah datang duluan di Yasrib, terutama setelah Arab Yaman pindah secara masal di akhir abad ke-4 M. Mulai saat itu muncul kecurigaan dan saling mengancam diantara keduanya. Ketegangan ini berawal dari sikap bangsa Yahudi yang menyombongkan diri sebagai manusia pilihan Tuhan karena dari suku mereka banyak diutus para nabi dan rasul. Selain itu mereka adalah penganut agama tauhid, sementara masyarakat arab adalah penyembah berhala.

Apabila timbul konflik, orang Yahudi selalu berkata dengan nada ancaman bahwa semakin dekat waktu kedatangan Nabi yang diutus untuk memimpin mereka membunuh bangsa Arab. Pada waktu itu Jika ditanya tentang kedatangan Nabi, Para pendeta Yahudi selalu menunjuk ke arah Yaman. Bagi Orang Yasrib, isyarat itu bukan ke Yaman tapi kota Makkah. Ketika mendengar berita seseorang yang mengaku Nabi di Makkah, mereka berusaha mencari informasi tersebut. Setiap musim haji tiba, mereka mengutus ke Makkah untuk menyelidiki kebenaran berita tersebut. Hasilnya terjadi dua perjanjian yaitu ‘Aqabah I dan Aqabah II.

Kondisi Ekonomi Masyarakat Madinah Sebelum Islam

Kota Yasrib merupakan salah satu kota terbesar di provinsi Hijaz. Kota yasrib dikenal sebagai kota strategis, karena merupakan jalur perdagangan yang menghubungkan kota Yaman di selatan dan Syria di utara. Selain itu Yasrib merupakan daerah yang subur sebagaian besar kehidupan masyarakatnya hidup dari bercocok tanam..

Yasrib merupakan kota yang makmur dan subur dengan pertaniannya. Inilah yang membuat Yasrib berbeda dengan Kota Makkah di kondisi alam dan watak penduduknya. Air yang tersedia di kota Yasrib ini mencukupi untuk membangun pertanian. Kota ini dikelilingi oleh gunung berbatu, terdapat banyak lembah, atau yang paling terkenal dikenal dengan nama Wadi Sebagai pusat pertanian, kota Yasrib menjadi menarik bagi penduduk wilayah lain untuk pindah ke Yasrib.

Kota Yasrib terdapat daerah perSawahan dan perkebunan yang dikelola dengan baik, sehingga perSawahan dan perkebunan ini bisa menjadi sandaran hidup penduduk setempat. Penghasilan terbesarnya adalah kurma dan anggur. Kurma merupakan hasil alam yang memberikan manfaat banyak bagi kehidupan mereka, diantaranya sebagai makanan, alat bangunan, makanan hewan, bahkan seperti mata uang yang digunakan untuk tukar menukar ketika terdesak. Kurma Madinah juga banyak macamnya. Di kota Yasrib terdapat beberapa pabrik yang sebagian besar dikelola oleh orang- orang yahudi. Bani Qainuqa’ adalah kabilah yahudi terkaya di Madinah, meski jumlah mereka tidak banyak.Di Madinah terdapat banyak pasar, yang terkenal pasar Bani Qainuqa’, disana juga terdapat toko minyak wangi. Dan macam- macam jual beli lainnya, yang sesuai dengan ajaran Islam maupun tidak.

Kondisi Politik Masyarakat Madinah

Yasrib tidak pernah ada kerajaan yang mengatur kekuasaan. Sehingga Kekuasaan berada di tangan suku-suku atau kelompok tertentu tergantung kepada siapa yang paling kuat diantara mereka. Hal inilah yang mengakibatkan sering terjadinya perang antar suku dan kelompok. Kondisi tersebut hampir sama dengan keadaan di Makkah. Sebelum bangsa Yahudi datang ke Madinah dan akhirnya menguasai Madinah, suku yang pertama kali tinggal dan menguasai Yasrib adalah suku Amaliqoh. Mereka membangun perkampungan dan peradaban. Kemudian, setelah bangsa Yahudi datang ke Madinah mereka menaklukkan suku Amaliqoh dan akhirnya menguasai Madinah.

Sebelum kedatangan orang-orang Arab, Madinah sepenuhnya dikuasai oleh orang-orang Yahudi, baik secara ekonomi, politik, maupun intelektual. Bangsa Yahudi dimadinah terdiri dari Bani Nadhir, Bani Quraizhah, dan Bani Qainuqa sudah bisa membangun sebuah peradaban dengan membuat benteng-benteng untuk berlindung dari serangan arab badui. Mereka disebutkan sebagai kelompok yang paling makmur dan berbudaya.

Sejarah menyebutkan bahwa orang-orang Masehi (Kristen) di Syam (Siria) sangat membenci orang-orang Yahudi. Mereka menganggap bangsa Yahudi telah menyiksa dan menyalib Isa al-Masih. mereka menyerbu Yasrib untuk memerangi orang-orangYahudi. Dalam penyerbuan tersebut, orang-orang Kristen meminta bantuan suku Aus dan Khazraj. Suku Aus dan Khazraj, seperti halnya kaum Yahudi, juga merupakan pendatang. Keadaan tersebut menyebabkan peperangan antara Yahudi dan Kabilah Arab yaitu Aus dan Khazraj. Banyak pemimpin Yahudi yang meninggal, sehingga kekuasaan Yasrib jatuh ke tangan Aus dan Khazraj. Sebelumnya, kondisi Aus dan Khazraj merupakan buruh. Peralihan kekuasaan di Yasrib merubah kedua suku menjadi suku yang menonjol.

Setelah bangsa Yahudi kalah dan tidak berkuasa, mereka berusaha untuk memecah belah kedua suku tersebut, provokasi (penghasutan) mereka nampaknya berhasil. Muncul permusuhan antara kedua kabilah, sehingga terjadi peperangan yang tidak pernah berarkhir. Dalam kondisi seperti itu, bangsa Yahudi memiliki peluang untuk memperbesar perdagangan dan kekayaan mereka. Kekuasaan mereka yang sudah hilang dapat mereka rebut kembali. Sehingga di Yasrib terdapat 3 kekuatan yang mengendalikan Madinah yaitu kabilah Aus, Kabilah Khazraj, dan bangsa yahudi. Ketiganya telah siap tempur dan hidup dalam suasana perang yang tiada hentinya

Selain perebutan kekuasaan di antara 3 kabilah tersebut, konflik muncul karena adanya perbedaan agama. kabilah Aus dan kabilah Khazraj memeluk agama Watsani (menyembah berhala). Sedangkan bangsa Yahudi sebagai Ahlul Kitab (penganut al-Kitab) mempercayai keesaan Tuhan (monoteisme). Oleh karena itu, orang-orang Yahudi sangat mencela suku Aus dan Khazraj yang dipandangnya sebagai kaum kafir. Sama halnya dengan penganut agama Watsani di jazirah Arabia, pada bulan tertentu, yaitu Dzulhijjah, mereka melakukan ziarah ke kota Makkah. Mereka melakukan peribadatan dan penyembahan berhala yang ada di seputar Ka’bah. Ziarah ke kota Makkah biasanya dilakukan secara berombongan, baik dari kalangan suku Aus maupun Khazraj. Akan tetapi adanya hubungan sosial yang terjadi antara orang-orang Yahudi yang menetap di Madinah dengan orang-orang Aus dan Khazraj, sedikit banyak telah menyebabkan pemikiran keagamaan Yahudi dapat diketahui dan diserap oleh mereka.

Keadaan ini menyebabkan Kabilah Aus dan Khazraj lebih mudah memahami ajaran keagamaan yang disampaikan oleh Nabi Muhammad Saw. dibanding penduduk Makkah. Karena itu, Orang-orang Yasrib (Madinah)mudah mengerti dan memahami ajaran-ajaran yang disampaikan Nabi Muhammad, karena ajaran itu menyerupai ajaran-ajaran yang telah mereka dengar dari orang-orang Yahudi. Salah satunya mengenai akan datangnya seorang Nabi baru. Karena itu, ketika mereka mendengar berita tentang adanya seorang Nabi di Makkah, yaitu Nabi Muhammad, mereka dengan cepat menanggapi dan mempercayainya.

Dengan alasan itu pula, kemudian mereka meminta Nabi Muhammad untuk pindah (hijrah) ke kota Yasrib dan menjadi pemimpin bagi kedua kabilah di Yasrib


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sultan Baybars Dari Dinasti Mamluk; Penangkis Ancaman Crusader dan Mongol (Part 1)

  Sultan Baybar Nama lengkapnya adalah Al-Malik az-Zahir Ruknuddin Baybars al-Bunduq , adalah pendiri Dinasti Mamluk di Mesir generasi ke em...