Jumat, 13 Mei 2011

Memahami Agama Dari Aspek Sosiologis



Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat dan menyelidiki ikatan antara manusia yang menguasai hidupnya itu, sosiologi mencoba mengerti sifat dan maksud hidup bersama, cara terbentuk dan tumbuh serta berubahnya perserikatan hidup itu serta pula kepercayaannya, keyakinan yang memberi sifat tersendiri kapada cara hidup bersama itu dalam tiap persekutuan hidup manusia. Menurut Soerjono Soekarno sosiologi sebagai suatu ilmu pengetahuan yang membatasi diri terhadap persoalan penilaian. Sosiologi tidak menetapkan kearah aman sesuatu seharusnya berkembang dalam arti memberi petunjuk-petunjuk yang menyangkut kebijaksanaan kemasyarakatan dari proses kehidupan bersama tersebut. Didalam ilmu ini juga dibahas tentang proses-proses sosial mengingat bahwa pengetahuan prihal struktural masyarakat saja belum cukup untuk memperoleh gambaran yang nyata mengenai kehidupan bersama dari manusia.

Dari definisi tersebut terlihat bahwa sosiologi adalah suatu ilmu yang menggambarkan tentang keadaan masyarakat lengkap dengan struktur lapisan serta gejala sosial lainnya yang saling berkaitan. Dengan ilmu ini sesuatu fenomena sosial dapat dianalisis dengan faktor-faktor yang mendorong terjadinya hubungan, mobilitas sosial serta keyakinan-keyakinan yang mendasari terjadinya proses tersebut. Jadi sosiologi dapat diartikan sebagai ilmu tentang kemasyarakatan yang mempelajari segala aspek dalam masyarakat.

Sosiologi dapat digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam memahami agama atau cara pandang untuk memahami agama memalui ilmu sosiologi. Sosiologi digunakan sebagai salah satu alat pendekatan karena banyak bidang kajian agama yang baru dapat dipahami secara proporsional dan tepat apabila menggunakan jasa bantuan dari ilmu sosiologi. Letak sosiologi sebagai salah satu alat dalam memahami ajaran agama adalah ketika suatu peristiwa dapat ditemukan hikmahnya melalui ilmu sosial.

Menurut Jalaluddin Rahmat, besarnya perhatian agama terhadap masalah sosial didasarkan atas lima alasan, yaitu :
1. proporsi terbesar sumber hukum Islam yaitu Al qur’an dan hadis adalah yang berkenaan dengan muamalah (masalah sosial), perbandingan ayat-ayat yang menyangkut ibadah dan ayat-ayat tentang kehidupan soaial adalah satu berbanding seratus, satu untuk ayat ibadah dan ada seratus ayat muamalah.
2. ditekankannya masalah muamalah (sosial) dalam Islam adalah apabila urusan ibadah bersamaan dengan urusan muamalah yang penting, maka ibadah boleh diperpendek atau ditangguhkan tetapi bukan untuk ditinggalkan. Jadi ketika terdapat urusan muamalah, ibadah tetap dikerjakan sebagaimana mestinya.
3. bahwa ibadah yang mengandung unsur kemasyarakatan atau sosial diberi ganjaran yang lebih besar daripada ibadah yang bersifat perseorangan. Sebagai contoh adalah sholat berjamaah mendapat ganjaran dua puluh tujuh derajat lebih tinggi apabila dibandingkan dengan sholat yang dikerjakan sendirian yang hanya mendapat ganjaran satu derajat.
4. adanya ketentuan dalam Islam bahwa apabila urusan ibadah yang dilakukan tidak sempurna, batal atau melanggar pantangan tertentu maka kifarat atau tebusannya adalah melakukan sesuatu yang berhubungan dengan masalah sosial.
5. adanya ajaran dalam Islam yang menyatakan bahwa amal baik dalam bidang kemasyarakatan mendapat ganjaran lebih besar daripada ibadah sunnah. Sebagaimana sabda Rasulullah saw. :
“Maukah kamu aku beritahukan derajat apa yang lebih utama daripada shalat, puasa dan sadaqah, (sahabat menjawab tentu). Yaitu mendamaikan dua pihak yang bertengkar.” (HR Abu Daud, Turmudzi, dan Ibn Hibban).
Hadis diatas membuktikan bahwa bagaimanapun juga urusan muamalah itu juga mendapat perhatian yang besar dari agama.

Dalam Al qur’an terdapat ayat-ayat yang berkenaan dengan hubungan manusia dengan manusia lainnya, diantaranya surat al - mujaadilah ayat 11 yang artinya :

"Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sultan Baybars Dari Dinasti Mamluk; Penangkis Ancaman Crusader dan Mongol (Part 1)

  Sultan Baybar Nama lengkapnya adalah Al-Malik az-Zahir Ruknuddin Baybars al-Bunduq , adalah pendiri Dinasti Mamluk di Mesir generasi ke em...