Jumat, 20 Januari 2012

Abu Hurairah


Nama lengkapnya Abdurrahman bin Shakhr. Pada masa jahiliyah ia bernama Abd Syams, biasa dipanggil Abu Hurairah, karena seekor kucing yang selalu menyertainya dan ia pun selalu memberi makan kucing tersebut dan memandikannya.
Ia dilahirkan tahun 21 sebelum hijrah. Sejak kecil, ia sudah menjadi yatim. Ia bekerja pada Basrah binti Ghazawan. Setelah masuk islam, ia menikahinya. Ia berasal dari kabilah Dus, Yaman. Ia masuk Islam tahun 7 H. Semenjak masuk Islam, ia selalu menyertai Nabi. Ia termasuk salah satu diantara Ahl Ash-Shuffah. Ia mempergunakan sepertiga malamnya untuk ibadah, sepertiganya untuk istrinya, dan yang sepertiganya untuk putrinya. Setiap malam, ia selalu menghiasi rumahnya dengan dzikir kepada Allah.
Suatu hari, ia mengadukan keadaan ibunya kepada Rasulullah. Ia memohon kepada Rasulullah untuk mendoakan ibunya agar mendapat petunjuk dari Allah. Beliaupun mendoakannya dan akhirnya ibunya masuk Islam.
Umar bin al – Khathab pernah menugaskannya sebagai Gubernur di wilayah Bahrain. Setelah sekian lama menjabat, Umar mengamati bahwa Abu Hurairah hanya sibuk beribadah, lalu Umar mencopot jabatannya. Kemudian Umar bermaksud mengangkatnya lagi menjadi Gubernur, tetapi Abu Hurairah menolaknya.
Marwan bin Hakam pernah menguji tingkat hafalan Abu Hurairah terhadap hadits Nabi. Pada masa itu, banyak muncul hadits – hadits palsu yang dinisbatkan kepada Abu Hurairah. Marwan memanggilnya dan memintanya untuk menyebutkan beberapa hadits, lalu sekretaris Marwan mencatatnya. Setahun kemudian, Marwan memanggilnya lagi dan Abu Hurairah pun menyebutkan semua Hadits yang pernah ia sampaikan tahun sebelumnya, tanpa tertinggal satu huruf.
Ia adalah sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits dari Rasulullah. Al – Bukhari pernah berkata, “tercatat lebih dari 800 orang perawi hadits dari kalangan sahabat dan tabi’in yang meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah”. Diantara orang yang meriwayatkan hadits darinya adalah Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Anas bin Malik, Jabir bin Abdullah dan lainnya. Ia meriwayatkan 5.374 hadits dari Nabi.
Pada tahun 59 H, ia menderita sakit. Pada waktu sakit, ia pernah mengatakan, “ya Allah,, aku cinta bersua dengan-Mu, maka cintailah persuanke dengan-Mu”. Ia meninggal di Madinah dan jasadnya dimakamkan di Baqi’. Syaikh Asy-Syubki telah menghimpun fatwa – fatwa Abu Hurairah dalam satu jilid buku yang berjudul “Fatawa’ Abi Hurairah”.

Sultan Baybars Dari Dinasti Mamluk; Penangkis Ancaman Crusader dan Mongol (Part 1)

  Sultan Baybar Nama lengkapnya adalah Al-Malik az-Zahir Ruknuddin Baybars al-Bunduq , adalah pendiri Dinasti Mamluk di Mesir generasi ke em...